Perayaan Tumpek Wariga dengan sembahyang bersama disertai Upacara Wana Kerthi

16 Mei 2022
Web Admin
Dibaca 141 Kali
Perayaan Tumpek Wariga dengan sembahyang bersama disertai Upacara Wana Kerthi

Susuai Surat Gubernur Bali No. 06 Tahun 2022, Pada Hari Sabtu tanggal 14 Mei 2022 PLT Perbekel Tegallinggah dan perangkat Desa Tegallinggah melakukan persembahyangan bersama dalam rangka rahinan Tumpek Wariga yang di laksanakan di Padmasana Kantor Desa Tegallinggah. Tumpek unduh atau tumpek wariga merupakan sebuah hari suci yang di laksanakan oleh agama hindu di Bali untuk mengupacarai Tumbuhan/Pohon. Hal ini juga merupakan salah satu dari Ajaran Agama Hindu Tri Hita Karana yaitu menjaga keharmonisan dengan Alam dalam hal ini adlah tumbuh-tumbuhan dan pohon.

Makna Tumpek Wariga, Unduh, Ngatag

sembahyang tumpek wariga, unduh, atau tumpek ngatag

Tumpek wariga merupakan hari raya yang dirayakan setiap 6 bulan sekali pada Rahina Saniscara Kliwon (Hari Sabtu), tepat pada wuku Wariga atau 25 hari sebelum Hari Raya Galungan. Arti daripada upacara Tumpek Wariga, unduh, atau ngatag menurut kepercayaan Agama Hindu adalah persembahan kepada manifestasi Tuhan sebagai Dewa Sangkara yang merupakan penguasa dari Tumbuh-tumbuhan/pohon khususnya dan alam pada umumnya.

Disebut sebagai Tumpek Unduh karena biasanya di persembahkan bubuh/bubur yang terbuat dari tepung. Selain itu juga ada sebutan Tumpek ngatag yang memiliki pengertian ngatag atau ada yang menyebut karena mengetok pohon tersebut setelah di upacari, dan juga sekaligus mengatag atau memberi tahu kalau lagi 25 Hari akan ada rahina Galungan.

Momen Tumpek Wariga sangat bermanfaat bagi kita karena  pentingnya tanaman dan alam dalam arti yang sangat luas, sehingga kehidupan menjadi harmonis antara manusia dengan alam. 

Makna yang terkandung dalam upacara tumpek wariga/unduk atau ngatag adalah memberikan rasa syukur kepada alam semesta dalam hal ini adalah tumbuh-tumbuhan atas kekayaan alam yang di berikan kepada manusia selama ini dan selalu menjaga keharmonisan antara keduanya. Umat hindu selalu berdoa agar alam senantiasa lesari dan tidak tercemar sehingga bisa memberikan kehidupan yang sehat, sejahtera dan harmonis.

Hubungan Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerti

Sementara hubungan antara wana kertih dengan Tumpek wariga sangat berkaitan erat. Jika Tumpek Wariga atau tumpek unduh berarti upacara yang di tunjukan kepada manifestasi tuhan sebagai penguasa alam semesta, Wara kertih memiliki arti yang sama yaitu upaya umat hindu dalam menjaga kesuian maupun kelestarian tanaman, pohon, hutan, swah dan pegunungan.

Wana kertih merupakan bagian dari Sad Kerti yang berarti enam upaya manusia dalam menjaga keseimbangan jagat alam semesta. Wana kertik secara sekala dilaksanakan dengan menghormati, menjaga kelestarian alam dan tumbuh-tumbuhan. Hal ini bertujuan agar alam tidak rusak akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak terpuji sehingga keseimbangan alan terus terjaga.

Secara niskala arti upacara wana kerti berhubungan erat dengan upacara tumpek wariga yang menghormati stana tuhan sebagai penguasa alam semesta. Dengan begitu vibrasi positif alam dan pengunungan tetap terjaga. Dalam hal ini, PLT Perbekel dan perangkat Desa Tegallinggah melakukan penanaman pohon pepaya dan juga memelihara pohon sandat setelah melakukan persembahyangan bersama di kantor Desa Tegallinggah.

Penanaman pohon pepaya dalam rangka wana kerti

 

pemeliharaan pohon sandat di depan kantor Desa Tegallinggah Karangasem