Mengenal Apa itu Stunting dan Cara Pencegahannya

29 Juli 2023
IK.Sudiana 'Admin'
Dibaca 83 Kali

Sunting merupakan hal serius yang harus kita cegah dan antisipasi bersama karena sudah menjadi masalah kesehatan karena dapat menyababkan melambatnya perkembangan jaringan otak pada anak dan pada akhirnya akan merusak kualitas sumber daya manusia kedepan. Kualitas generasi penerus yang tidak atau kurang produktif tentunya akan mempengaruhi pertumbuhan Eknonomi Bangsa Indonesia. Peran kerjasama berbagai sektor di perlukan untuk mencegah terjadinya Stunting pada anak. Salah satu langkah pencegahan untuk mencegah terjadinya Stunting adalah dengan memberikan Edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat betapa berbahanya stunting untuk masa depan anak pada khususnya dan banga pada umumnya.

Kali ini kami Pemerintah Desa Tegallinggah, Karangasem akan mencoba memaparkan pengertian stunting dengan harapan pembaca dapat mengetahui apa itu Stunting, dan bagimana cara mencegah agar anak tidak sampai terkena Stunting. Selain bermanfaat untuk anak, ibu, juga akan membuat kualitas anak bangasa kedepannya akan menjadi lebih baik dan berkualitas.

Pengertian: Apa Itu Stunting?

Stunting adalah kondisi ketika anak mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang terhambat, biasanya disebabkan oleh kekurangan gizi pada periode awal kehidupan, terutama selama masa kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan anak. Kondisi ini dapat menyebabkan anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari tinggi badan yang seharusnya sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.

Stunting terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama dalam hal nutrisi esensial seperti protein, energi, zat besi, vitamin A, yodium, dan zink. Kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan pertumbuhan tubuh dan perkembangan otak anak menjadi terhambat, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan dan perkembangan mereka di kemudian hari.

Kondisi stunting dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius, termasuk:

  1. Penurunan kinerja kognitif: Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki keterlambatan dalam perkembangan otak, yang dapat menghambat kemampuan belajar, kognisi, dan potensi intelektual mereka di masa depan.
  2. Penurunan daya tahan tubuh: Anak yang mengalami stunting rentan terhadap penyakit dan infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka melemah akibat kekurangan gizi.
  3. Gangguan perkembangan sosial dan emosional: Stunting dapat mempengaruhi perkembangan sosial dan emosional anak, mempengaruhi interaksi sosial, dan menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
  4. Produktivitas rendah di masa dewasa: Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki produktivitas rendah di masa dewasa karena keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual.

Penting untuk mengidentifikasi stunting sejak dini dan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Penyuluhan mengenai gizi yang baik, pemberian makanan bergizi sejak awal kehidupan, akses ke layanan kesehatan, dan perbaikan sanitasi adalah beberapa langkah penting yang dapat membantu mengurangi angka stunting dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.

Stunting dari Hamil

Stunting pada anak dapat dimulai sejak masa kehamilan. Kondisi ini dikenal sebagai stunting pra-lahir atau intrauterine growth restriction (IUGR). Stunting pada masa kehamilan terjadi ketika janin tidak tumbuh dengan normal dan mengalami pertumbuhan yang terhambat di dalam rahim.

Penyebab utama stunting pada masa kehamilan adalah kurangnya asupan nutrisi dan gizi yang memadai bagi ibu hamil. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stunting pada masa kehamilan meliputi:

  1. Kekurangan gizi ibu: Jika ibu hamil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, khususnya zat gizi seperti protein, energi, zat besi, vitamin, dan mineral lainnya, pertumbuhan janin dapat terganggu.
  2. Anemia pada ibu: Anemia (kekurangan zat besi) pada ibu hamil dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen dan nutrisi ke janin, menghambat pertumbuhannya.
  3. Kehamilan yang tidak sehat: Faktor-faktor seperti infeksi, penyakit, atau masalah kesehatan lain pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
  4. Keterbatasan akses ke layanan kesehatan: Jika ibu hamil tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai selama kehamilan, masalah kesehatan yang mungkin mempengaruhi pertumbuhan janin bisa tidak terdeteksi atau tidak diobati.
  5. Kebiasaan merokok dan alkohol: Mengkonsumsi rokok dan alkohol selama kehamilan dapat merusak kesehatan janin dan menyebabkan stunting.

Stunting yang terjadi pada masa kehamilan dapat menyebabkan janin memiliki berat badan lahir rendah (BBLR) dan pertumbuhan fisik yang terhambat sejak lahir. Anak yang lahir dengan BBLR dan mengalami stunting pra-lahir biasanya berisiko tinggi mengalami stunting selama masa pertumbuhan dan perkembangannya setelah lahir.

Untuk mencegah stunting pada masa kehamilan, penting bagi ibu hamil untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, menghindari kebiasaan merokok dan alkohol, serta mendapatkan perawatan medis yang memadai selama masa kehamilan. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan ibu hamil juga menjadi hal yang penting dalam upaya pencegahan stunting pra-lahir.

Pencegahan dan Penanganan: Cara Menanggulangi Stunting

Menanggulangi stunting merupakan upaya yang penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi stunting:

  1. Peningkatan gizi ibu hamil: Memberikan pendidikan dan dukungan tentang gizi yang baik kepada ibu hamil sangat penting. Pastikan ibu hamil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, termasuk protein, vitamin, mineral, dan zat besi. Hal ini membantu meningkatkan kesehatan ibu dan pertumbuhan janin yang optimal.
  2. Pemberian ASI eksklusif: Memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan merupakan langkah penting untuk mencegah stunting. ASI mengandung nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
  3. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi: Setelah usia enam bulan, bayi memerlukan makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat dan bergizi. Pastikan MP-ASI yang diberikan mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
  4. Kampanye kesadaran gizi: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan cara mempersiapkan makanan bergizi merupakan hal yang penting. Kampanye kesadaran gizi dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait gizi yang sehat.
  5. Peningkatan akses ke layanan kesehatan: Meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas adalah hal penting untuk mendeteksi dan mengatasi stunting secara dini. Pemeriksaan kesehatan rutin dan pemantauan pertumbuhan anak dapat membantu mengidentifikasi anak-anak yang mengalami stunting.
  6. Suplementasi gizi: Jika diperlukan, pemberian suplemen gizi seperti vitamin dan mineral dapat membantu mengatasi kekurangan gizi pada anak-anak yang berisiko mengalami stunting.
  7. Perbaikan sanitasi dan akses ke air bersih: Memastikan sanitasi yang baik dan akses ke air bersih juga berperan penting dalam mencegah penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan anak.
  8. Program penanggulangan kemiskinan: Kemiskinan dapat menjadi faktor risiko stunting. Oleh karena itu, program yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga juga dapat berkontribusi dalam menanggulangi stunting.
  9. Kolaborasi lintas sektor: Kolaborasi yang di perlukan adalah melaui Rembug Stunting dari tingkat Desa. Menanggulangi stunting memerlukan kerjasama antara berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga sosial, dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor ini penting untuk merancang dan melaksanakan program yang efektif dalam menangani stunting.
  10. Pemantauan dan evaluasi: Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi program-program yang telah diimplementasikan. Evaluasi secara berkala dapat membantu mengidentifikasi keberhasilan program dan perluasan upaya yang lebih efektif dalam menangani stunting.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut secara terintegrasi dan berkesinambungan, diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan memberikan anak-anak kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.

 

Ditulis dan dipublikasi oleh: Sudiana/Kawil Balepunduk Kaler